Japanese Language Proficiency Test (日本語能力試験 Nihongo Nōryoku Shiken?) atau
JLPT adalah
ujian kemampuan berbahasa
Jepang yang dikhususkan bagi para penutur asing
bahasa Jepang.
[2]
JLPT dilangsungkan pertama kali pada tahun
1984 dengan jumlah peserta sebanyak 7.000 orang.
[3] Ujian ini diselenggarakan pada bulan
Desember tiap tahun dengan empat tingkat kesulitan (1, 2, 3, 4). Akan tetapi, sejak tahun
2010,
sistem tersebut diubah menjadi lima tingkat (N1, N2, N3, N4, N5) dan diselenggarakan dua kali dalam satu tahun (khusus untuk tingkat N1, N2, dan N3), yaitu pada bulan
Juli dan Desember.
[4]
[sunting] Bentuk Soal Ujian
Ujian ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
[2][4] :
- 文字・語彙 (moji, goi), menguji kemampuan peserta dalam memahami penggunaan kosa kata serta perbendaharaan kata dalam bahasa Jepang.[4]
- 聴解 (chōkai), menguji kemampuan peserta dalam mendengar dan memahami dialog dalam bahasa Jepang.[4]
- 読解・文法 (dokkai, bunpō), menguji kemampuan peserta dalam memahami artikel dalam bahasa Jepang.[4]
Seluruh soal disajikan dalam bentuk pilihan ganda.
[4][5]
[sunting] Sistem Penilaian
Sebelum tahun 2010, sistem penilaian JLPT adalah menjumlahkan nilai dari masing-masing bagian dan harus mencapai batas nilai tertentu (
standar nilai masing-masing tingkat bervariasi).
[5][6] Sejak tahun 2010 sistem penilaian ini diubah; setiap bagian memiliki standar nilai sendiri sehingga untuk lulus para peserta harus mampu mencapai nilai tertentu untuk masing-masing bagian (tidak berlaku sistem penilaian
kumulatif seperti sebelumnya).
[5]
Penilaian dilakukan dengan menjumlahkan nilai masing-masing jawaban yang benar.
[4][5][6] Jawaban yang salah atau tidak diisi tidak akan mengurangi jumlah nilai peserta.
[4][5][6]
[sunting] Syarat Tingkat Kompetensi
Syarat kompetensi yang disarankan untuk dimiliki oleh para peserta ujian adalah sebagai berikut
[5] :
Peserta mampu memahami bahasa Jepang dalam berbagai
situasi berikut :
- Peserta mampu membaca artikel nonfiksi dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan memahami bacaan dalam berbagai tema, seperti tajuk rencana surat kabar, kolom saran dan kritik pada majalah; serta mampu memahami struktur dan isi tiap artikel.[5][6]
- Peserta mampu membaca artikel fiksi dengan tema yang beraneka ragam dan mampu memahami dialog serta tujuan penulis yang tertera dalam artikel tersebut secara mendalam.[5][6]
- Peserta mampu memahami data lisan dengan tingkat kesulitan yang tinggi seperti siaran berita serta berbagai dialog yang disampaikan dalam tingkat kecepatan tinggi.[5][6]
Peserta mampu memahami bahasa Jepang yang digunakan pada situasi umum dan kondisi-kondisi tertentu :
- Peserta mampu membaca artikel nonfiksi dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan memahami bacaan sederhana dalam berbagai tema, seperti surat pembaca dalam surat kabar dan majalah; serta mampu memahami struktur dan isi tiap artikel.[5][6]
- Peserta mampu membaca artikel fiksi sederhana dengan tema yang beraneka ragam dan mampu memahami dialog serta tujuan penulis yang tertera dalam artikel tersebut secara mendalam.[5][6]
- Peserta mampu memahami data lisan dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi seperti siaran berita serta berbagai dialog yang disampaikan dalam tingkat kecepatan cukup tinggi.[5][6]
Peserta mampu memahami bahasa Jepang yang digunakan pada situasi umum dan kondisi-kondisi tertentu :
- Peserta mampu membaca artikel sederhana dengan tema yang tidak kompleks.[5]
- Peserta mampu membaca dan memahami ringkasan informasi artikel, seperti judul artikel surat kabar.[5]
- Peserta mampu membaca artikel fiksi sederhana dengan tema yang beraneka ragam dan mampu memahami dialog serta tujuan penulis yang tertera dalam artikel tersebut secara mendalam.[5]
- Peserta mampu memahami data lisan dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi serta berbagai dialog yang disampaikan dalam tingkat kecepatan cukup tinggi.[5]
Bahasa Jepang
dengarkan (bantuan·info) (日本語;
romaji:
Nihongo) merupakan
bahasa resmi di
Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.
Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah
penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti
Korea dan
Republik Cina. Ia juga dapat didengarkan di
Amerika Serikat (
California dan
Hawaii) dan
Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut
nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.
Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu
Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan
Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum.
Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.
Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.
Lafal vokal bahasa Jepang mirip
bahasa Melayu. Contohnya:
- /a/ seperti "bapa"
- /i/ seperti "ibu"
- /u/ seperti "urut"
- /e/ seperti "esok"
- /o/ seperti "obor"
[sunting] Tulisan bahasa Jepang
Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.
Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:
Kedua aksara terakhir ini biasa disebut
kana dan keduanya terpengaruhi
fonetik bahasa
Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem
alihaksara yang disebut
romaji.
Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.
Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti
me (mata),
ki (pohon),
ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
KanjiBanyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya.
Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.
Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam
Joyō Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.
Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan
tanda tanya dan
tanda seru di akhir kalimat.
Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:
- 。(句点/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
- 、(読点/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca
[sunting] Angka dan Sistem Penghitungan
Bangsa Jepang pada zaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada zaman sekarang) menggunakan angka-angka
Tionghoa, yang lalu dibawa ke
Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.
一 Satu | 二 Dua | 三 Tiga | 四 Empat | 五 Lima | 六 Enam | 七 Tujuh | 八 Delapan | 九 Sembilan | 十 Sepuluh |
Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh
Eropa, angka-angka
Arab mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.
Dalam penggunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.
[sunting] Cara menghitung barang
[sunting] Barang secara umum
Untuk mengucapkan 1 buah yaitu ひとつ(hitotsu) dan seterusnya menambahkan huruf tsu (つ)
[sunting] Barang Panjang
Untuk mengucapkan 1 buah barang panjang (meteran) misal いっぽん(ippon). Biasa dipakai untuk menghitung jumlah pensil, botol, pohon.
[sunting] Barang Tipis
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan まい(mai) sebagai akhiran, Misal:1 lembar いちまい(ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya.
[sunting] Barang Besar
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran, Misal : 1 buah いちだい (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umumnya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya
[sunting] Cara menghitung orang
Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa ditambahi satuan にん(nin), misal: 3 orang さんにん (sannin) 7 orang しちにん (shichinin)
Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah,
Kochira-wa Tanaka-san desu (こちらは田中さんです).
Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "
desu" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir,
Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.
[sunting] Infleksi dan Konjugasi
Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnya pada kata benda
hon (本) yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata
hito (人) yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya
Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut
-tachi.
Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel
-ka. Contohnya, kalimat
ii desu (いいです。) yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk
ii desu ka (いいですか?) yang berarti "Boleh kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel
-no (の) untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat
Doshite konai-no? yang berarti "Kenapa (kamu) tidak datang?".
Kalimat negatif dibentuk dengan mengubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat
Pan o taberu (パンを食べる。) yang artinya "Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai (パンを食べない。) yang artinya "Saya tidak akan makan roti".
Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:
- 形容詞 (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi い (i). Contohnya: 暑い日 (atsui hi) yang berarti "hari yang panas"
- 形容動詞 (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: 変なひと (henna hito) yang berarti "orang aneh"
- 連体詞 (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: あの山 (ano yama)
Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:
- が ga untuk bentuk nominatif
- に ni untuk bentuk dativ.
- の no untuk bentuk genital
- を o untuk bentuk akusatif
Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut (丁寧語)
teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel
-sama atau
-sangi. Contoh:
Katsumoto-sangi (勝本ー参議). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.
Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut
yamato kotoba (大和言葉 ) yang berarti kosa kata
Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari
Cina disebut
kango (漢語) yang masuk pada abad ke-5 lewat
Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: マイカー (
maikaa - sama dengan pelafalan "my car") yang berarti "mobil saya"
[sunting] Belajar Bahasa Jepang
Beberapa
universitas internasional di dunia mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana
Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia
kartun (
anime dan
manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari
otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis
TOEFL yaitu
JLPT (Japanese Language Proficiency Test).
[sunting] Kekerabatan bahasa Jepang
Para pakar bahasa tidak mengetahui secara pasti kekerabatan bahasa Jepang dengan bahasa lain. Ada yang menghubungkannya dengan
bahasa Altai, namun ada pula yang menghubungkannya dengan
bahasa Austronesia.
[2] Selain itu ada pula kemiripan secara tatabahasa dan dalam susunan kalimat serta secara fonetik dengan
bahasa Korea meski secara kosakata tidaklah begitu mirip.
[sunting] Bilangan dalam bahasa Jepang dengan bahasa Melayu/Indonesia
| Bilangan | Bahasa Jepang | Bahasa Indonesia |
| 0 | zero | nol |
| 1 | ichi | satu |
| 2 | ni | dua |
| 3 | san | tiga |
| 4 | shi/yon | empat |
| 5 | go | lima |
| 6 | roku | enam |
| 7 | shichi/nana | tujuh |
| 8 | hachi | delapan |
| 9 | kyū | sembilan |
| 10 | jū | sepuluh |
| 20 | ni-jū | dua puluh |
| 30 | san-jū | tiga puluh |
| 40 | shi-jū | empat puluh |
| 50 | go-jū | lima puluh |
| 60 | roku-jū | enam puluh |
| 70 | shichi-jū | tujuh puluh |
| 80 | hachi-jū | delapan puluh |
| 90 | kyū-jū | sembilan puluh |
| 100 | hyaku | seratus |
| 1000 | sen | seribu |
| 10000 | man | sepuluh ribu |
| 100000 | jū-man | seratus ribu |
| 1000000 | hyaku-man | satu juta |
| 100000000 | oku | seratus juta |
| 1000000000000 | chō | satu triliun |
- ^ "Japanese". Languages of the World. Diakses pada 29 Februari 2008.
- ^ Starostin et al. (2003:8–9)
[sunting] Daftar pustaka
- Starostin, Sergei A., Anna V. Dybo, and Oleg A. Mudrak. 2003. Etymological Dictionary of the Altaic Languages, 3 volumes. Leiden: Brill Academic Publishers. ISBN 90-04-13153-1.
[sunting] Pranala luar
Jepang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
| Jepang 日本国 Nippon-koku atau Nihon-koku |
| |
| Lagu kebangsaan: Kimigayo (君が代?) |
Segel Pemerintahan:

Paulownia (五七桐 Go-Shichi no Kiri?) |
| |
Ibu kota
(dan kota terbesar) | Tokyo (de facto)
35°41′N 139°46′E |
| Bahasa resmi | Bahasa Jepang (de facto)[1] |
Bahasa daerah yang diakui | Aynu itak, bahasa Ryukyu, dan dialek bahasa Jepang |
Bahasa nasional
Aksara nasional
| Bahasa Jepang
Kanji
Hiragana
Katakana |
| Kelompok etnik | 98,5% Jepang, 0,5% Korea, 0,4% Cina, 0,6% lain-lain[2] |
| Pemerintahan | Monarki konstitusional, sistem parlementer |
| - | Kaisar | Akihito |
| - | Perdana Menteri | Yoshihiko Noda (DPJ) |
| Legislatif | Parlemen Jepang |
| - | Majelis Tinggi | Majelis Tinggi Jepang (Sangi-in) |
| - | Majelis Rendah | Majelis Rendah Jepang (Shugi-in) |
| Pendirian negara |
| - | Hari Pendirian Negara | 11 Februari 660 SM[3] |
| - | Konstitusi Meiji | 29 November 1890 |
| - | Konstitusi Jepang | 3 Mei 1947 |
| - | Perjanjian San Francisco |
28 April 1952 |
| Luas |
| - | Total | 377,944 km2 [4](ke-61) |
| - | Air (%) | 0,8 |
| Penduduk |
| - | Perkiraan 2009 | 127.530.000[5] (ke-10) |
| - | Sensus 2004 | 127.333.002 |
| - | Kepadatan | 337,4/km2 (ke-30) |
| PDB (KKB) | Perkiraan 2008 |
| - | Total | AS$4,356 triliun[6] (ke-3) |
| - | Per kapita | AS$34.115[6] (ke-24) |
| PDB (nominal) | Perkiraan 2008 |
| - | Total | AS$4.910 triliun[6] (ke-2) |
| - | Per kapita | AS$38.457[6] (ke-23) |
| Gini | 38,1 (2002)[7] |
| IPM (2007) | ▲ 0,960[8] (sangat tinggi) (ke-10) |
| Mata uang | Simbol internasional ¥ Dibaca (Yen)
Simbol jepang 円 Dibaca (En) (JPY) |
| Zona waktu | JST (UTC+9) |
| Format tanggal | yyyy-mm-dd
yyyy年m月d日
zaman yy年m月d日 |
| Lajur kemudi | kiri |
| Ranah Internet | .jp |
| Kode telepon | 81 |
Jepang (
bahasa Jepang: 日本
Nippon/Nihon, nama resmi:
Nipponkoku/
Nihonkoku
dengarkan (bantuan·info)) adalah sebuah
negara kepulauan di
Asia Timur. Letaknya di ujung barat
Samudra Pasifik, di sebelah timur
Laut Jepang, dan bertetangga dengan
Republik Rakyat Cina,
Korea, dan
Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di
Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di
Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan
Okinawa yang bertetangga dengan
Taiwan.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau
[9] yang membuatnya merupakan suatu
kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah
Hokkaido,
Honshu (pulau terbesar),
Shikoku, dan
Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan
gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah
Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10
negara berpenduduk terbanyak di dunia.
Tokyo secara
de facto adalah
ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah
prefektur.
Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di
prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut
mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh
Kaisar Jimmu pada
abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai
monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana,
shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan
perdana menteri. Menurut
Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah
negara monarki konstitusional di bawah pimpinan
Kaisar Jepang dan
Parlemen Jepang.
Sebagai
negara maju di bidang ekonomi,
[10] Jepang memiliki
produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah
Amerika Serikat, dan masuk dalam
urutan tiga besar dalam
keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa,
G8,
OECD, dan
APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta suat armada besar
kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4
negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6
negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai
negara maju, penduduk Jepang memiliki
standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam
Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.
[11] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.
Jepang disebut
Nippon atau
Nihon dalam
bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan
huruf kanji yang sama, yaitu
日本 (secara
harfiah: asal-muasal
matahari). Sebutan
Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara dalam
uang Jepang,
prangko, dan pertandingan
olahraga internasional. Sementara itu, sebutan
Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.
Kata
Nippon dan
Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam
korespondensi Kekaisaran Jepang dengan
Dinasti Sui di Cina, dan merujuk kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Cina. Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Cina, negara ini dikenal sebagai
Yamato (
大和).
[12] Di Cina pada
zaman Tiga Negara, sebutan untuk Jepang adalah negara
Wa (
倭).
Dalam
bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara Cina
日本 dibaca sebagai
Zeppen ([
zəʔpən]). Dalam dialek Wu, aksara
日 secara tidak resmi dibaca sebagai [
niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [
zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan,
日本 dibaca sebagai [
niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.
Kata
Jepang dalam
bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina, tepatnya bahasa Cina
dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara ini sebagai
Jepang (namun ejaan
bahasa Malaysia sekarang:
Jepun). Kata Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh pedagang
Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika berada di
Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan kata
Giapan.
[13]
Penelitian
arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni
manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa
Paleolitik Bawah. Setelah beberapa
zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan
Sakhalin di utara, dan kemungkinan
Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke
kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan
Republik Rakyat Cina dan
Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.
Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan
Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup
pemburu-pengumpul semi-sedenter
Mesolitik hingga
Neolitik dan pembuatan
kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku
Ainu masa kini.
Dimulainya periode
Yayoi pada sekitar
300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti bercocok tanam
padi di
sawah yang
berpengairan dan teknik pembuatan perkakas dari
besi dan
perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.
Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah klasik,
Buku Han yang ditulis tahun
111. Setelah periode Yayoi disebut periode
Kofun pada sekitar tahun
250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut
Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalah
Yamataikoku.
[sunting] Zaman Klasik
Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada
abad ke-5 dan
abad ke-6 Masehi, saat
sistem tulisan Cina,
agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke Jepang dari Kerajaan
Baekje di
Semenanjung Korea.
Perkembangan selanjutnya
Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.
[14] Walaupun awalnya kedatangan
agama Buddha ditentang penguasa yang menganut
Shinto, kalangan yang berkuasa akhirnya ikut memajukan
agama Buddha di Jepang, dan menjadi agama yang populer di Jepang sejak
zaman Asuka.
[15]
Melalui perintah
Reformasi Taika pada tahun
645, Jepang menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi filsafat
Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang hingga
abad ke-19.
Periode Nara pada
abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di
Heijo-kyo (kini
Nara). Pada zaman Nara, Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina. Salah satu pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya buku sejarah Jepang yang disebut
Kojiki (712) dan
Nihon Shoki (720).
[16]
Pada tahun 784,
Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke
Nagaoka-kyō, dan berada di sana hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke
Heian-kyō (kini
Kyoto). Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali
periode Heian yang merupakan masa keemasan kebudayaan klasik asli Jepang, terutama di bidang
seni,
puisi dan
sastra Jepang.
Hikayat Genji karya
Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang
Kimi ga Yo berasal dari periode Heian.
[17]
[sunting] Zaman Pertengahan
Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman
feodalisme yang ditandai oleh perebutan kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari
ksatria yang disebut
samurai. Pada tahun
1185, setelah menghancurkan
klan Taira yang merupakan klan saingan
klan Minamoto,
Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai
shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut
Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di
Kamakura (di sebelah selatan
Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo,
klan Hōjō membantu keshogunan sebagai
shikken, yakni semacam
adipati bagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan
Mongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara politik terbilang stabil, Keshogunan Kamakura akhirnya
digulingkan oleh
Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan
Ashikaga Takauji pada 1336.
[18] Keshogunan Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (
daimyo) dan pecah perang saudara pada tahun 1467 (
Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad yang diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang atau
periode Sengoku.
[19]
Pada
abad ke-16, para pedagang dan
misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan
Dunia Barat (
Perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang menyebut orang asing dari Dunia Barat sebagai
namban yang berarti orang barbar dari selatan.
Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan
senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam
Peristiwa Honnōji 1582.
Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea, dan dua kali melakukan
invasi ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran melawan pasukan
Korea yang dibantu kekuatan
Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.
[20]
Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama
Toyotomi Hideyori mewarisi kekuasaan sang ayah.
Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori dalam
Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di
Edo (kini
Tokyo) disebut
Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga terhadap kegiatan misionaris
Katolik, dan melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya dengan pedagang
Belanda di Pulau
Dejima,
Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-undang
buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan
sakoku ("negara tertutup") yang berlangsung selama dua setengah abad yang disebut
periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat disebut
rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari kontak orang Jepang dengan enklave orang Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang, dan menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai
kokugaku.
[21]
[sunting] Zaman Modern
Kekaisaran Jepang terdiri dari sebagian besar Asia Timur dan Tenggara pada tahun
1942.
Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor
Matthew Perry dan "
Kapal Hitam"
Angkatan Laut Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri terhadap Dunia Barat melalui
Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan negara-negara Barat pada masa
Bakumatsu membawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan samurai menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan pemberontakan hingga pecah
Perang Boshin tahun
1867-
1868. Setelah Keshogunan Tokugawa ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (
Restorasi Meiji) dan
sistem domain dihapus. Semasa Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari Dunia Barat.
Kabinet Jepang mengatur
Dewan Penasihat Kaisar, menyusun
Konstitusi Meiji, dan membentuk
Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah
Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern dan sekaligus kekuatan militer dunia yang menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas pengaruh teritorial di Asia. Setelah mengalahkan
Cina dalam
Perang Sino-Jepang dan
Rusia dalam
Perang Rusia-Jepang, Jepang menguasai
Taiwan, separuh dari
Sakhalin, dan
Korea.
[22]
Pada awal
abad ke-20, Jepang mengalami "
demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi bangkitnya
ekspansionisme dan
militerisme Jepang. Semasa
Perang Dunia I, Jepang berada di
pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki
Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar dari
Liga Bangsa-Bangsa setelah mendapat
kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun
1936, Jepang menandatangani
Pakta Anti-Komintern dengan
Jerman Nazi, dan bergabung bergabung bersama Jerman dan Italia membentuk
Blok Poros pada tahun 1941
[23]
Pada tahun 1937, invasi Jepang ke
Manchuria memicu terjadinya
Perang Sino-Jepang Kedua (1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh
Amerika Serikat[24] Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di
Pearl Harbor, dan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat,
Inggris, dan
Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret AS ke dalam
Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang di
Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap
Tokyo,
Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS menjatuhkan
bom atom di
Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang akhirnya
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada
15 Agustus 1945 (
Hari Kemenangan atas Jepang).
[25]
Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di bawah slogan
Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi besar-besaran
etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.
[26] Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan
kejahatan perang.
Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan
Konstitusi Jepang yang baru. Berdasarkan konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut paham
pasifisme dan mengutamakan praktik
demokrasi liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun
1952 dengan ditandatanganinya
Perjanjian San Francisco.
[27] Walaupun demikian, pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di
Okinawa.
Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang sebagai anggota pada tahun 1956.
Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan
produk domestik bruto sebesar 10% per tahun selama empat dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun
1990-an setelah jatuhnya
ekonomi gelembung.
[28]
Jepang menganut sistem negara
monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan
Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam
konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan
Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih
Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan
rakyat Jepang.
[29] Kaisar Jepang bertindak sebagai
kepala negara dalam urusan diplomatik.
Parlemen Jepang adalah
parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari
Majelis Rendah dan
Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.
[10]
Kabinet Jepang beranggotakan
Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah.
Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk
pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah
Partai Demokratik Jepang.
[30]
Perdana Menteri Jepang adalah
kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui pemilihan di antara anggota Parlemen.
[31] Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen Jepang
[32], dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet.
[33] Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.
[sunting] Keluarga kekaisaran
Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (tampak tengah), serta Pangeran Naruhito dan istri (di sebelah kanan).
Kaisar
Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Akihito naik takhta sebagai kaisar ke-125 setelah ayahandanya, Kaisar
Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989. Upacara kenaikan tahta Kaisar Akihito dilangsungkan pada 12 November 1990.
[34] Putra Mahkota
Naruhito, menikah dengan Putri Mahkota
Masako yang berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai anak perempuan bernama Aiko (
Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota Naruhito bernama
Pangeran Akishino, menikah dengan
Kiko Kawashima yang juga berasal dari rakyat biasa. Pangeran Akishino memiliki dua anak perempuan (
Putri Mako dan
Putri Kako), serta anak laki-laki bernama
Pangeran Hisahito.
Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir
Lautan Pasifik di timur benua
Asia. Istilah
Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke selatan,
Hokkaido,
Honshu,
Shikoku, dan
Kyushu, serta
Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari
pegunungan yang
berhutan-hutan,
[35][36] dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah satu
negara berpenduduk terpadat di dunia.
[37]
Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang karena letaknya di atas
Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga
lempeng tektonik.
Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan
tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.
[38] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah
Gempa bumi Chūetsu 2004 dan
Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak
sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah tujuan wisata.
[39]
Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.
[40] Pada
musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua
Asia ke
Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:
- Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.
- Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.
- Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
- Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.
- Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.
- Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.
Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus 2007.
[41]
Musim hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai Hokkaido. Di sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu. Taifun sering terjadi sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.
[40]
[sunting] Hubungan luar negeri dan militer
Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan
Amerika Serikat, dan menjalankan
kebijakan luar negeri berdasarkan
pakta keamanan Jepang-AS.
[42] Sejak diterima menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1956, Jepang telah sepuluh kali menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB, termasuk tahun 2009-2010.
[43] Jepang adalah salah satu negara
G4 yang sedang mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
[44] Sebagai negara anggota
G8,
APEC,
ASEAN Plus 3, dan peserta
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, Jepang aktif dalam hubungan internasional dan mempererat persahabatan Jepang dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Pakta pertahanan dengan
Australia ditandatangani pada Maret 2007,
[45] dan dengan
India pada Oktober 2008.
[46] Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor
Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) terbesar kelima di dunia.
[47] Negara penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang adalah Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari tahun 1960 hingga 2006.
[48]
Jepang bersengketa dengan
Rusia mengenai
Kepulauan Kuril[49] dan dengan
Korea Selatan mengenai
Batu Liancourt[50].
Kepulauan Senkaku yang di bawah pemerintahan Jepang dipermasalahkan oleh
Republik Rakyat Cina dan
Taiwan.
[51]
Pasal 9 Konstitusi Jepang berisi penolakan terhadap perang dan penggunaan kekuatan bersenjata untuk menyelesaikan persengketaan internasional. Pasal 9 Ayat 2 berisi pelarangan kepemilikan angkatan bersenjata dan penolakan atas hak keterlibatan dalam perang.
[52][53] Jepang memiliki
Pasukan Bela Diri yang berada di bawah
Kementerian Pertahanan, dan terdiri dari
Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF),
Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF), dan
Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF). Pada tahun 1991,
kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Bela Diri Jepang ikut membersihkan
ranjau laut di
Teluk Persia (lepas pantai
Kuwait) bersama kapal penyapu ranjau dari delapan negara.
[54][55] Atas permintaan
Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja (1992-1993), Jepang mengirimkan pengamat gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi sipil, dan dukungan logistik seperti perbaikan jalan dan jembatan.
[56] Di
Irak, pasukan nontempur Jepang membantu misi kemanusiaan dan kegiatan rekonstruksi infrastruktur mulai Desember 2003 hingga Februari 2009.
[57][58][59]
[sunting] Prefektur dan daerah
Jepang terdiri dari 47
prefektur yang masing-masing diperintah oleh gubernur bersama dewan legislatif daerah. Dari utara ke selatan, prefektur-prefektur ini adalah:
Dalam pembagian wilayah menurut letak geografis, Jepang dibagi menjadi 10 wilayah, yakni:
Hokkaido,
Tohoku,
Hokuriku,
Kanto,
Chubu,
Kansai (Kinki),
Chugoku,
Shikoku,
Kyushu, dan
Kepulauan Ryukyu.
Sejak
periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi
pasar bebas dan mengadopsi
kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang.
[60] Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi
zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.
[60]
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut
"keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an.
[60] Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya
Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus
likuiditas dan
penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga
saham dan
realestat terus meningkat, dan berakibat pada
penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya "mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh.
[28] Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat
kebijakan uang ketat yang dikeluarkan
Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi menjadi 6%.
[28] Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti.
Indeks rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.
[28] Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung
kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh
kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.
[61]
Jepang adalah perekonomian
terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,
[62] dengan
PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun.
[62], dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan
Republik Rakyat Cina dalam
keseimbangan kemampuan berbelanja.
[63] Industri utama Jepang adalah sektor
perbankan,
asuransi,
realestat,
bisnis eceran,
transportasi,
telekomunikasi, dan
konstruksi.
[64] Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang
otomotif,
elektronik,
mesin perkakas,
baja dan
logam non-besi,
perkapalan,
industri kimia,
tekstil, dan
pengolahan makanan.
[61] Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang.
[65] Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam
produktivitas tenaga kerja.
[66] Menurut
indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia.
Toyota Motor,
Mitsubishi UFJ Financial,
Nintendo,
NTT DoCoMo,
Nippon Telegraph & Telephone,
Canon,
Matsushita Electric Industrial,
Honda,
Mitsubishi Corporation, dan
Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun 2008.
[67] Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar
Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006).
[68] Bursa Saham Tokyo memiliki total
kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut
Nikkei 225.
[69]
Dalam
Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan
birokrasi paling sederhana.
Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas.
Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (
shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal
musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti
Sistem Nenkō,
nemawashi,
salaryman, dan
office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan
pekerjaan seumur hidup.
[70][71] Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai ditinggalkan.
[72][73] Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen seperti
The Toyota Way.
Aktivisme pemegang saham sangat jarang.
[74] Dalam
Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling
laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.
[75]
Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah
4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah
Amerika Serikat 22,8%,
Uni Eropa 14,5%,
Cina 14,3%,
Korea Selatan 7,8%,
Taiwan 6,8%, dan
Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi,
kendaraan bermotor,
elektronik, mesin-mesin listrik, dan
bahan kimia.
[61] Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah
Cina 20,5%,
AS 12,0%,
Uni Eropa 10,3%,
Arab Saudi 6,4%,
Uni Emirat Arab 5,5%,
Australia 4,8%,
Korea Selatan 4,7%, dan
Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas,
minyak bumi, bahan
makanan,
tekstil, dan bahan mentah untuk industri.
[61]
Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).
[76] Jepang berada di peringkat ke-6 setelah
RRC,
Peru,
Amerika Serikat,
Indonesia, dan
Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996.
[77][78]
Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai
Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008.
[79] Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha.
[80] Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian.
[81][82]
Pemandangan
perempatan Shibuya pada malam hari. Perempatan Shibuya dikenal sangat ramai dengan penyeberang jalan.
Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari 2009).
[83] Masyarakat Jepang homogen dalam
etnis,
budaya dan
bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat
orang Korea Zainichi,
[84] Cina Zainichi,
orang Filipina,
orang Brazil-Jepang[85], dan
orang Peru-Jepang.
[86] Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi ekspatriat di Jepang.
[87]
Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu tidak diketahui/tidak memiliki
kewarganegaraan.
[88] Suku bangsa yang paling dominan adalah penduduk asli yang disebut
suku Yamato dan
kelompok minoritas utama yang terdiri dari penduduk asli
suku Ainu[89] dan
Ryukyu, ditambah kelompok minoritas secara sosial yang disebut
burakumin.
[90]
Pada tahun 2006, tingkat
harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.
[91] Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari
ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun.
[92]
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti
uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak
menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.
[93] Populasi Jepang dikhawatirkan akan merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada tahun 2100.
[92] Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah penduduk.
[93] Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi sering disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin menua.
[94][95]
Perkiraan tertinggi jumlah penganut
agama Buddha sekaligus
Shinto adalah 84-96% yang menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama tersebut.
[10][96] Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut.
[97] Professor Robert Kisala (dari
Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang yang mengaku menganut suatu agama.
[97]
Taoisme dan
Konfusianisme dari Cina juga memengaruhi kepercayaan dan tradisi Jepang. Agama di Jepang cenderung bersifat
sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi, seperti orang tua membawa anak-anak ke upacara
Shinto, pelajar berdoa di
kuil Shinto meminta lulus ujian, pernikahan ala Barat di
kapel atau
gereja Kristen, sementara pemakaman diurus oleh
kuil Buddha. Penduduk beragama
Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%).
[98] Kebanyakan orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap
agama dan melihat
agama sebagai
budaya dan
tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan bahwa mereka beragama
Buddha hanya karena nenek moyang mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama baru (
Shinshūkyō) seperti
Tenrikyo dan
Aum Shinrikyo (atau Aleph).
Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara
bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.
[83] Bahasa Jepang adalah
bahasa aglutinatif dengan
tuturan hormat (kata honorifik) yang mencerminkan hirarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan status pembicara dan pendengar. Menurut
kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari Cina berjumlah sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8% dan
kata serapan sekitar 8,8%.
[99] Bahasa Jepang ditulis memakai aksara
kanji,
hiragana, dan
katakana, ditambah
huruf Latin dan penulisan
angka Arab.
Bahasa Ryukyu yang juga termasuk salah satu
keluarga bahasa Japonik dipakai
orang Okinawa, tapi hanya sedikit dipelajari anak-anak.
[100] Bahasa Ainu adalah
bahasa mati dengan hanya sedikit
penutur asli yang sudah berusia lanjut di
Hokkaido.
[101] Murid sekolah negeri dan swasta di Jepang hanya diharuskan belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris.
[102]
Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang pada 1872 sebagai hasil
Restorasi Meiji.
[103] Sejak 1947, program wajib belajar di Jepang mewajibkan setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun di
Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama (dari usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas, tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99% (2002).
[104]
Hampir semua murid meneruskan ke
Sekolah Menengah Atas, dan menurut
MEXT sekitar 75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005 melanjutkan ke
universitas,
akademi, sekolah keterampilan, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya.
[105] Pendidikan di Jepang sangat kompetitif,
[106] khususnya dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas di Jepang ditempati oleh
Universitas Tokyo dan
Universitas Keio.
[107] Dalam peringkat yang disusun
Program Penilaian Pelajar Internasional dari
OECD, pengetahuan dan keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada di peringkat nomor enam terbaik di dunia.
[108]
Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli
Jomon yang kokoh dengan pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula
Cina dan
Korea banyak membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya
Yayoi sekitar
300 SM. Gabungan tradisi budaya
Yunani dan
India, memengaruhi seni dan keagamaan Jepang sejak
abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan pengenalan
agama Buddha sekte
Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh
Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh
Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah berakhirnya
Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (
ikebana,
origami,
ukiyo-e),
kerajinan tangan (
pahatan,
tembikar, persembahan (boneka
bunraku,
tarian tradisional,
kabuki,
noh,
rakugo), dan tradisi (
permainan Jepang,
onsen,
sento,
upacara minum teh,
taman Jepang), serta
makanan Jepang.
Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang terbesar.
Anime,
manga,
mode,
film,
kesusastraan,
permainan video, dan
musik Jepang menerima sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-negara
Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan
trend baru dan kegemaran mengikut gaya mereka memengaruhi mode dan trend seluruh dunia. Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian untuk produk-produk elektronik konsumen yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Chakinzushi,
sushi yang dibungkus telur dadar tipis.
Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai: olahragawan. Popularitas pemain
bisbol Jepang di
Amerika Serikat meningkatkan kesadaran warga negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.
Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di seluruh dunia dengan
sushi, yang biasanya dibuat dari pelbagai jenis ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan
wasabi. Sushi memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan musim, dengan menghidangkan mi dingin dan
sashimi pada
musim panas, sedangkan
ramen panas dan
shabu-shabu pada
musim dingin.
[sunting] Peringkat internasional
- ^ "法制執務コラム集「法律と国語・日本語」". Biro Legislatif Majelis Rendah Jepang. Diakses pada 9 Maret 2009. Bahasa nasional Jepang adalah bahasa Jepang, dan bahasa resmi adalah bahasa Jepang, tidak ada ditetapkan dalam undang-undang.
- ^ CIA Factbook: Japan
- ^ Menurut legenda, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada tanggal ini (tanggal simbolis).
- ^ "Japan Statistical Yearbook 2010". Statistics Bureau, Ministry of Internal Affairs and Communications Japan. 1 Oktober 2008. p. 17.
- ^ Official Japan Statistics Bureau estimate
- ^ a b c d "Japan". International Monetary Fund. Diakses pada 1 Oktober 2009.
- ^ CIA World Factbook[Gini rankings]
- ^ Human Development Report 2009. The United Nations. Diakses 5 Oktober 2009.
- ^ "Facts and Figures of Japan 2007 01: Land". Foreign Press Center Japan. Diakses pada 4 Juli 2009.
- ^ a b c "World Factbook; Japan". CIA. 15 Maret 2007. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ United Nations World Population Propsects: 2006 revision – Table A.17 for 2005-2010
- ^ Teach Yourself Japanese Message Board
- ^ Luīs Fróis, "Of the Ilande of Giapan" (February 19, 1565), published in Richard Willes, "The History of Travayle in the West and East Indies" (London 1577), cited in "Travel Narratives from the Age of Discovery", by Peter C. Mancall, pp. 156–57.
- ^ Delmer M. Brown (ed.), ed (1993). The Cambridge History of Japan. Cambridge University Press. hlm. 140–149.
- ^ William Gerald Beasley (1999). The Japanese Experience: A Short History of Japan. University of California Press. hlm. 42. ISBN 0520225600. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell. hlm. 64–79. ISBN 978-1405123594.
- ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell. hlm. 122–123. ISBN 978-1405123594.
- ^ George Sansom (1961). A History of Japan: 1334–1615. Stanford. hlm. 42. ISBN 0-8047-0525-9.
- ^ George Sansom (1961). A History of Japan: 1334–1615. Stanford. hlm. 217. ISBN 0-8047-0525-9.
- ^ Stephen Turnbull (2002). Samurai Invasion: Japan's Korean War. Cassel. hlm. 227. ISBN 978-0304359486.
- ^ Hooker, Richard (1999-07-14). "Japan Glossary; Kokugaku". Washington State University. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ Jesse Arnold. "Japan: The Making of a World Superpower (Imperial Japan)". vt.edu/users/jearnol2. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ Kelley L. Ross. "The Pearl Harbor Strike Force". friesian.com. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ Roland H. Worth, Jr. (1995). No Choice But War: the United States Embargo Against Japan and the Eruption of War in the Pacific. McFarland. ISBN 0-7864-0141-9.
- ^ "Japanese Instrument of Surrender". educationworld.net. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ When Empire Comes Home : Repatriation and Reintegration in Postwar Japan by Lori Watt, Harvard University Press
- ^ Joseph Coleman (2006-03-06). "'52 coup plot bid to rearm Japan: CIA". The Japan Times. Diakses pada 3 April 2007.
- ^ a b c d Kobayashi, Kayo (2005). 日本の経済: Japanese Economy, The. IBC Publishing. ISBN 4-8968-4147-6.
- ^ "The Constitution of Japan". House of Councillors of the National Diet of Japan. 3 November 1946. Diakses pada 10 Maret 2007.
- ^ "A History of the Liberal Democratic Party". Liberal Democratic Party of Japan. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s5 Konstitusi Jepang Bab 5, Kabinet (第5章 内閣)
- ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s1 Konstitusi Jepang Bab 1 Pasal 6, Kaisar (第1章 天皇)
- ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s1 Konstitusi Jepang Bab 1 7 Butir 5, Kaisar (第1章 天皇)
- ^ http://www.kunaicho.go.jp/02/d02-01.html Tennō kōgō ryōheika no goryakureki (天皇皇后両陛下のご略歴). Diakses pada 7 Maret 2009
- ^ ""Japan"". Microsoft Encarta Online Encyclopedia. 16 November 2006. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ "Japan Information—Page 1". WorldInfoZone.com. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ "World Population Prospects". UN Department of Economic and Social Affairs. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ "Tectonics and Volcanoes of Japan". Oregon State University. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ "Attractions: Hot Springs". JNTO. Diakses pada 1 April 2007.
- ^ a b "Essential Info: Climate". JNTO. Diakses pada 1 April 2007.
- ^ "Gifu Prefecture sees highest temperature ever recorded in Japan - 40.9". Japan News Review Society. 16 Agustus 2007. Diakses pada 16 Agustus 2007.
- ^ Michael Green. "Japan Is Back: Why Tokyo's New Assertiveness Is Good for Washington". Real Clear Politics. Diakses pada 8 Maret 2009.
- ^ "Japan: non-permanent member of the Security Council". United Nations. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ Nile Gardiner, Ph.D. and Brett D. Schaefer. "U.N. Security Council Expansion Is Not in the U.S. Interest". Heritage Foundation. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ Japan-Australia Joint Declaration on Security Cooperation
- ^ Joint Declaration on Security Cooperation between Japan and India
- ^ "Debt Relief is down: Other ODA rises slightly". Organisation for Economic Co-Operation and Development. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "Sejarah Bantuan ODA Jepang di Indonesia". Situs Bantuan ODA Jepang di Indonesia. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "Japan's island row with Russia". BBC News. 16 Agustus 2006. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "Seoul and Tokyo hold island talks". BBC News. 20 April 2006. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "The Basic View on the Sovereignty over the Senkaku Islands". Kementerian Luar Negeri Jepang. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "The Constitution of Japan". Diakses pada 12 Maret 2009.
- ^ Kosechi, Soseki. "Mengkaji Kembali Revisi Konstitusi Jepang". Diakses pada 12 Maret 2009.
- ^ "Section 3. Japan's Response to the Post-Gulf Crisis Problems". Diplomatic Bluebook 1991: Japan's Diplomatic Activities. Kementerian Luar Negeri Jepang. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "航空自衛隊イラク復興支援派遣撤収業務隊による撤収業務の終結に関する命令の発出について". Kementerian Pertahanan. 10 Februari 2009. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "Japan's Participation in UN Peacekeeping Operations: International Peace Cooperation Assignment in Cambodia". Secretariat of the International Peace Cooperation Headquarters, Cabinet Office. 10 Februari 2009. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "Prime Minister Encourages Japan Air Self-Defense Force (JASDF) to be Dispatched to Iraq". Kantor Perdana Menteri Jepang. 24 Desember 2003. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "航空自衛隊イラク復興支援派遣撤収業務隊による撤収業務の終結に関する命令の発出について". Kementerian Pertahanan. 10 Februari 2009. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ "2009年2月16日付防衛省人事発令". Kementerian Pertahanan. 16 Februari 2009. Diakses pada 10 Maret 2009.
- ^ a b c "Japan: Patterns of Development". country-data.com. 1 Januari 1994. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ a b c d "World Factbook; Japan—Economy". CIA. 19 Desember 2006. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ a b "World Economic Outlook Database; country comparisons". IMF. 1 September 2006. Diakses pada 14 Maret 2007.
- ^ "NationMaster; Economy Statistics". NationMaster. Diakses pada 26 Maret 2007.
- ^ er 6 Manufacturing and Construction, Statistical Handbook of Japan, Ministry of Internal Affairs and Communications
- ^ http://www.prcdc.org/summaries/japan/japan.html
- ^ Groningen Growth and Development Centre (GGDC)
- ^ Japan 500 2008, Financial Times Diakses pada 8 Maret 2009]
- ^ [http://www.forbes.com/lists/2006/18/06f2000_The-Forbes-2000_Rank.html The Forbes 2000
- ^ Market data. New York Stock Exchange (2006-01-31). Diakses pada 2007-08-11.
- ^ "Japan's Economy: Free at last". The Economist. 20 Juli 2006. Diakses pada 29 Maret 2007.
- ^ "The State and Change in the "Lifetime Employment" in Japan: From the End of War Through 1995". Research Institute of Economy, Trade and Industry (RIETI). 1 November 2004. Diakses pada 29 Maret 2007.
- ^ "Life-time Employment (終身雇用)". exBuzzWords. Diakses pada 28 Maret 2007.
- ^ The Economist: Going hybrid
- ^ Activist shareholders swarm in Japan, The Economist
- ^ Japan, Index of Economic Freedom
- ^ "The State of World Fisheries and Aquaculture 2006". FAO Fisheries and Aquaculture Department FAO. 16 November 2007. Diakses pada 2 Maret 2009.
- ^ "Yearbooks of Fishery Statistics: World fisheries production, by capture and aquaculture, by country (2006)". Fisheries and Aquaculture Department FAO. 1 Januari 2006. Diakses pada 8 Maret 2009.
- ^ The World Almanac and book of facts 2008. World Almanac Books. 16 November 2008. hlm. 94. ISBN 1-60057-072-0.
- ^ "Employed person by occupation and sex (労働力調査 長期時系列データ 職業別就業者数)". Statistics Bureau, Director General for Policy Planning (Statistical Standards) 総務省統計局. Diakses pada 9 Maret 2009.
- ^ Zaidan Hōjin Yano Tsuneta Kinenkai, 財団法人矢野恒太記念会 (2008). p.134 Tabel 13-6 dan catatan kaki. "Definisi keluarga petani komersial (hambai nōka) adalah keluarga dengan luas tanah lebih dari 3.000 m² atau pendapatan kotor lebih dari \500.000 per tahun; definisi keluarga petani pengusaha (shugyō nōka) adalah keluarga yang berpenghasilan utama dari pertanian, dan memiliki kepala keluarga berumur di bawah 65 tahun yang bekerja di lahan pertanian lebih dari 60 hari per tahun."
- ^ Zaidan Hōjin Yano Tsuneta Kinenkai 財団法人矢野恒太記念会 (2008) p.136 Tabel 13-8. Report of Survey on Movement of Agriculture Structure.
- ^ Pada tahun 1990, keluarga petani komersial yang memiliki kepala keluarga berusia di atas 65 tahun mencapai 19,5%. Angka ini bertambah menjadi 32,4% pada tahun 2007. "Main Indicators Relating to Agriculture, Forestry and Fisheries (農林水 産業関連主要指標(1)土地と人口 Land and population)". Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang (MAFF). Diakses pada 9 Maret 2009.
- ^ a b "人口推計月報". Biro Statistik Jepang. 1 Februari 2009. Diakses pada 8 Agustus 2009.
- ^ Japan-born Koreans live in limbo. The New York Times. 2 April 2005.
- ^ An Enclave of Brazilians Is Testing Insular Japan. The New York Times. 1 November 2008.
- ^ 'Home' is where the heartbreak is for Japanese-Peruvians. Asia Times. 16 Oktober 1999.
- ^ Registered Foreigners in Japan by Nationality. Stat.go.jp.
- ^ "国籍Q&A". 民事局. Diakses pada 8 Agustus 2009.
- ^ Fogarty, Philippa, "Recognition at last for Japan's Ainu", BBC News, BBC, 6 Juni 2008. Diakses pada 7 Juni 2008.
- ^ The Invisible Race. Time. 8 Januari 1973.
- ^ "The World Factbook: Rank order—Life expectancy at birth". CIA. 19 Desember 2006. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ a b "Statistical Handbook of Japan: Chapter 2—Population". Japan Ministry of Internal Affairs and Communications. Diakses pada 28 Desember 2006.
- ^ a b Ogawa, Naohiro."Demographic Trends and Their Implications for Japan's Future" The Ministry of Foreign Affairs of Japan. Transkrip wawancara pada 7 Maret 1997. Diakses pada 14 Mei 2006.
- ^ Hidenori Sakanaka (2005-10-05). "Japan Immigration Policy Institute: Director's message". Japan Immigration Policy Institute. Diakses pada 5 Januari 2007.
- ^ French, Howard."Insular Japan Needs, but Resists, Immigration". "The New York Times" (2003-07-24). Diakses pada 2007-02-21.
- ^ Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor (2006-09-15). "International Religious Freedom Report 2006". U.S. Department of State. Diakses pada 4 Desember 2007.
- ^ a b Kisala, Robert (2005). Robert Wargo. ed. The Logic Of Nothingness: A Study of Nishida Kitarō. University of Hawaii Press. hlm. 3–4. ISBN 0824822846.
- ^ [http://www.bunka.go.jp/english/pdf/chapter_10.pdf Religious Juridical Persons and Administration of Religious Affairs, Agency for Cultural Affairs. Diakses pada 25 Agustus 2008]
- ^ Shinsen-kokugojiten (新選国語辞典), Kyōsuke Kindaichi, Shogakukan, 2001, ISBN 4-09-501407-5
- ^ 言語学大辞典セレクション:日本列島の言語 (Selection from the Encyclopædia of Linguistics: The Languages of the Japanese Archipelago). "琉球列島の言語" (The Languages of the Ryukyu Islands). 三省堂 1997
- ^ "15 families keep ancient language alive in Japan". UN. Diarsipkan dari yang asli pada 6 Januari 2008. Diakses pada 27 Maret 2007.
- ^ Lucien Ellington (2005-09-01). "Japan Digest: Japanese Education". Indiana University. Diarsipkan dari yang asli pada 27 April 2006. Diakses pada 27 April 2006.
- ^ Lucien Ellington (2003-12-01). "Beyond the Rhetoric: Essential Questions About Japanese Education". Foreign Policy Research Institute. Diakses pada 1 April 2007.
- ^ CIA World Factbook: Literacy
- ^ "School Education" (PDF). MEXT. Diakses pada 10 Maret 2007.
- ^ Kate Rossmanith (2007-02-05). "Rethinking Japanese education". The University of Sydney. Diakses pada 1 April 2007.
- ^ "The World University Rankings".
- ^ OECD’s PISA survey shows some countries making significant gains in learning outcomes, OECD, 04/12/2007. Range of rank on the PISA 2006 science scale
[sunting] Bacaan selanjutnya
- Conrad Totman, 2000. 'A History of Modern Japan. Blackwell Publishers.'
- C.H. Kwan. 2001. 'Yen Bloc: Toward Economic Integration in Asia.' Brookings Institution Press.
- Bernson, Mary Hammond and Elaine Magnusson, eds. Modern Japan: An Idea Book for K-12 Teachers. Multicultural Education Resource Serial. Olympia, WA: Office of the State Superintendent of Public Instruction, 1984. ED 252 486.
- Cogan, John J. and Donald O. Schneider, eds. Perspectives on Japan: A Guide for Teachers. Washington, DC: National Council for the Social Studies, 1983. ED 236 090.
- East Meets West: Mutual Images. Stanford, CA: California Center for Research in International Studies, l980. ED 196 765.
- Kaderabeck, Leslie. The Japanese Automobile Worker: A Microcosm of Japan's Success. 1985. ED 263 041.
- Murphy, Carole. A Step by Step Guide for Planning a Japanese Cultural Festival. 1983. ED 238 748.
- Wojtan, Linda S. Free Resources for Teaching about Japan. Bloomington, IN: Midwest Program for Teaching about Japan, Indiana University, 1986. ED 270 3891.
[sunting] Pranala luar